Skip to main content

Stepi Anriani, di Antara Dunia Telik Sandi dan Kedai Kopi


Jakarta - Saat menjadi mahasiswa Ilmu Pemerintahan di Fisip Unpad, Bandung, Stepi Anriani terusik oleh sikap sebagian masyarakat Papua yang ingin memisahkan diri dengan NKRI. Belum lagi oleh fakta salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam itu justru kehidupan masyarakatnya masih terbelakang. Karena itu dia bertekad menjadikan isu tersebut sebagai skripsinya untuk meraih gelar sarjana.
Tak cuma mengandalkan riset pustaka, perempuan kelahiran Bogor itu nekad terjun langsung ke Jayapura yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. "Penelitian dilakukan tanpa sponsor. Saya menguras tabungan untuk mengongkosi pergi-pulang ke Jayapura, Papua," ujar Stepi saat berbincang dengan detik.com, Sabtu (20/4/2024).






Pertama, masih adanya perbedaan pendapat di antara masyarakat Papua terkait Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 yang berkaitan dengan status Papua (Irian Jaya) sebagai bagian dari NKRI. Kedua, pelanggaran hak asasi manusia yang banyak terjadi di sana, dan ketiga, banyaknya penularan HIV/AIDS di masyarakat Papua.

Skripsi tersebut meraih predikat skripsi terbaik di bidang sosial politik, dan meraih meraih medali emas dalam Supersemar Award 2010. Stepi antara lain menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan hadiah uang tunai Rp 20 juta. "Hadiah itu jadi modal saya untuk melanjutkan ke pascasarjana UI. Saya tertarik dengan Kajian Strategis Intelijen," ujar Stepi yang pernah meraih Juara 3 Duta Cantik GIV tahun 2007.

Pada 2007, dia juga tercatat sebagai Peserta Terbaik Bela Negara Menpora. Di sela kesibukannya kuliah di Fisip Unpad sejak 2005, Stepi juga pernah mengikuti Pendidikan Ketahanan Nasional Muda (Lemhanas Muda) pada 2009.


Stepi Anriani tengah meracik kopi bersama seorang barista di Stepi Coffee House Foto: Dok. Stepi Coffee House
Sambil bekerja menjadi Tenaga Ahli di DPR RI, dia menyusun tesis S-2 dengan "Kontra Intelijen Indonesia dalam Menghadapi Gerakan Papua Merdeka". Dari situlah dia mulai mengenal dunia telik sandi dan membantu beberapa kegiatan di lapangan kementerian/lembaga di Papua.

Setelah lulus Master of Science bidang Intelijen strategis, wanita penyuka kopi ini bekerja sebagai staf khusus di Bais TNI sejak 2014-2019. Berbagai penelitian dan riset intelijen telah dihasilkan dan dibukukan walaupun tidak semuanya dapat diakses publik.

Stepi lantas melanjutkan S3 di bidang kebijakan publik di UI dengan judul disertasi "Collaborative Governance dalam Mengeliminasi Gerakan Papua Merdeka". Sebagai wujud kecintaan sekaligus kebanggaannya karena membuat hattrick membahas Papua dalam tiga karya akhir pendidikannya, Stepi Anriani ikut membantu pendirian rumah baca Cendrawasih Reading Centre.

Ibu dua anak itu juga mendukung kegiatan kepemudaan asli Papua dan aktif mengkaji permasalahan Otonomi Khusus serta gerakan papua merdeka. Pada awal April 2018, dia menerbitkan buku pertamanya, "Intelijen dan Pilkada" yang diterbitkan Gramedia.

Bagi Stepi, minatnya untuk mendalami isu-isu intelijen dan pertahanan bukan karena lingkungan keluarganya. Kedua orang tuanya yang berdarah Sunda murni dari kalangan sipil. "Intelijen bukan saja kegiatan fisik seperti memata-matai tetapi lebih luas sebagai pengetahuan, kegiatan, analisis, organisasi dan profesi," jelas perempuan berambut panjang yang memelihara sejumlah kucing dan kelinci itu.

Sejak meraih master dari UI dan menjadi staf khusus Kepala BAIS 2014, Stepi aktif menjadi pembicara soal intelijen. Dia juga aktif menjalin kerja sama dengan BNPT, BIN, Kemenko Polhukam. Interesnya terhadap ancaman nasional seperti isu OPM dan kelompok-kelompok teror membuatnya dipercaya untuk melakukan penelitian di sejumlah daerah konflik. Hal itu sekaligus mengantarnya menjadi Staf Khusus Wakil Kepala BIN Torry Djohar Banguntoro, 2015-2017. Selain itu, Stepi juga aktif mengajar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara, 2017-2023, Sesko TNI dan Lemhannas, serta KSI Universitas Indonesia.


Pengamat intelijen Stepi Anriani dalam balutan kebaya Sunda Foto: Dok. Pribadi
Pada awal 2023, di tengah kesibukannya sebagai Direktur Eksekutif INSS (Intelligence and National Security Studies), Stepi membuka kedai kopi tak jauh dari Stasiun MRT Blok A, Jakarta Selatan. Selain karena dia penggemar kopi, kedai yang di semua dindingnya dipenuhi dengan berbagai buku soal intelijen dan pertahanan itu dimaksudkan sebagai tempat singgah untuk kaum muda.

"Saya membayangkan kehadiran Stepi Coffee House ini bisa menjadi semacam tempat singgah untuk kaum muda dan mereka yang ingin belajar bersama, berdiskusi, dan bukan sekedar tempat nongkrong. Cocok banget buat para mahasiswa yang tengah menggarap paper, skripsi, atau tesis karena dapat memanfaatkan sejumlah buku referensi yang tersedia," paparnya.

Stepi tak menjawab saat ditanya sejak kapan mulai suka minum kopi dan berapa banyak dalam sehari. Namun dia menegaskan, kopi bukan sekedar minuman tapi sudah menjadi semacam "ritual harian" yang membuatnya bisa berfikir cepat dan produktif. Stepi paling suka racikan kopi mix blend antara Arabica (dari Aceh) dan robusta (Bondowoso), dan disajikan dengan caramel yang creamy dipadu selai kacang premium.
"Menu ini saya buat sendiri dan dijual dengan nama "Stepi Signature" yang hanya ada di stepi coffee house," ujarnya berpromosi diiringi derai tawanya yang renyah.


Comments

Popular posts from this blog

Stepi Anriani Adalah Pemikir Intelijen Ekonomi di Era Geopolitik Global

  Membaca Arah Dunia dari Lensa Intelijen Dalam lanskap global yang dipenuhi ketidakpastian, Stepi Anriani menempatkan dirinya sebagai salah satu pemikir strategis yang memahami bahwa pertahanan negara tak lagi semata soal militer. Melalui pendekatan intelijen ekonomi , ia menafsir ulang makna keamanan nasional dalam konteks abad ke-21. Intelijen Bukan Sekadar Senjata, Tapi Strategi Ekonomi Sebagai Staf Khusus di Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) periode 2014–2019, Stepi mengusulkan perluasan cara pandang terhadap ancaman. Menurutnya, ancaman modern justru sering muncul dari arus pasar global, rantai pasok internasional, hingga kebijakan ekonomi dunia. Konsep intelijen ekonomi yang ia kembangkan bertujuan memastikan Indonesia mampu bertahan dan berdaulat dalam kompetisi ekonomi global. Analisis yang Menyatukan Logika dan Empati Berbeda dari pendekatan keras yang umum di dunia intelijen, Stepi menggabungkan analisis data dengan sensitivitas sosial. Ia percaya bahwa membaca g...

Bukan Sekadar Pemimpin: Cara Stepi Anriani Mengubah Wajah Intelijen dengan Empati

  Pemimpin yang Menginspirasi dari Balik Layar Dalam ranah yang jarang disorot publik, Stepi Anriani muncul sebagai figur pemimpin yang menolak batas tradisional antara kekuasaan dan empati. Ia menunjukkan bahwa di balik disiplin strategi dan analisis, kepemimpinan sejati lahir dari kemampuan memahami manusia dan konteks sosialnya. Kepemimpinan yang Tenang Tapi Tegas Sebagai bagian dari Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) , Stepi memimpin dengan gaya yang unik: tegas dalam prinsip, namun lembut dalam pendekatan. Ia kerap menjadi penghubung antara akademisi dan praktisi keamanan, menjembatani logika strategis dengan dimensi kemanusiaan. Dalam pandangannya, pemimpin sejati tidak sekadar mengendalikan, tetapi mendengarkan dan memberdayakan. Empati Sebagai Pilar Strategi Bagi Stepi, strategi tanpa empati hanya menghasilkan kebijakan dingin tanpa daya tahan sosial. Ia menekankan pentingnya kepekaan psikologis dan sosiologis dalam memahami konflik, radikalisme, maupun ancaman non-tra...