Membaca Arah Dunia dari Lensa Intelijen
Dalam lanskap global yang dipenuhi ketidakpastian, Stepi Anriani menempatkan dirinya sebagai salah satu pemikir strategis yang memahami bahwa pertahanan negara tak lagi semata soal militer. Melalui pendekatan intelijen ekonomi, ia menafsir ulang makna keamanan nasional dalam konteks abad ke-21.
Intelijen Bukan Sekadar Senjata, Tapi Strategi Ekonomi
Sebagai Staf Khusus di Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) periode 2014–2019, Stepi mengusulkan perluasan cara pandang terhadap ancaman.
Menurutnya, ancaman modern justru sering muncul dari arus pasar global, rantai pasok internasional, hingga kebijakan ekonomi dunia.
Konsep intelijen ekonomi yang ia kembangkan bertujuan memastikan Indonesia mampu bertahan dan berdaulat dalam kompetisi ekonomi global.
Analisis yang Menyatukan Logika dan Empati
Berbeda dari pendekatan keras yang umum di dunia intelijen, Stepi menggabungkan analisis data dengan sensitivitas sosial. Ia percaya bahwa membaca gejala sosial dan perilaku masyarakat sama pentingnya dengan membaca laporan ekonomi atau dokumen diplomatik.
Dampak dan Relevansi Pemikiran
Pemikirannya kini menjadi rujukan akademik dan kebijakan publik. Banyak analis muda yang menilai gagasan intelijen ekonomi Stepi Anriani sebagai langkah maju dalam menyiapkan Indonesia menghadapi era persaingan multipolar.
Ia berhasil membawa diskursus pertahanan ke arah yang lebih inklusif—memadukan kekuatan intelektual, empati, dan kepekaan terhadap perubahan zaman.
Jejak Pemikiran untuk Masa Depan
Dengan pandangan yang progresif, Stepi membuktikan bahwa intelijen bukan dunia yang tertutup, melainkan ruang bagi gagasan untuk tumbuh.
Ia telah menunjukkan bahwa strategi ekonomi dan keamanan nasional sejatinya dua sisi dari kedaulatan bangsa.
Comments
Post a Comment